Superinfeksi

Misteri Superinfeksi pada Ayam Broiler Mengancam Peternakan

d4tlm.umsida.ac.id- Superinfeksi menjadi ancaman serius bagi peternakan ayam broiler di Indonesia. Penelitian terbaru mengungkap adanya infeksi ganda yang melibatkan Avian Encephalomyelitis (AE) dan Newcastle Disease (ND), dua penyakit mematikan yang dapat menyebabkan lonjakan kematian ayam secara drastis. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya langkah pencegahan untuk mengurangi dampak kerugian ekonomi bagi peternak.

Baca Juga: 8 Tips Mengoptimalkan Ekstraksi Fitokimia dari Daun Turi Putih

Superinfeksi
Sumuber AI
Ayam Broiler dan Ancaman Penyakit Mematikan

Ayam broiler merupakan komoditas unggas utama di Indonesia yang menjadi sumber protein hewani bagi masyarakat. Namun, di balik pertumbuhannya yang cepat, broiler juga rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat mengancam keberlanjutan peternakan. Salah satu permasalahan yang menjadi sorotan dalam dunia kesehatan unggas adalah kejadian superinfeksi, yaitu infeksi ganda yang melibatkan dua atau lebih agen penyakit dalam waktu yang bersamaan.

Sebuah penelitian terbaru dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya menemukan adanya dugaan superinfeksi pada ayam broiler yang melibatkan dua penyakit mematikan, yaitu Avian Encephalomyelitis (AE) dan Newcastle Disease (ND). Studi ini menyoroti dampak buruk dari infeksi ganda terhadap kesehatan unggas serta pentingnya langkah pencegahan untuk meminimalkan kerugian peternak.

Superinfeksi AE dan ND Kombinasi yang Mematikan

Avian Encephalomyelitis (AE) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga Picornaviridae, yang menyerang sistem saraf pusat ayam dan menyebabkan gejala seperti tremor, kelumpuhan, hingga kematian. Sementara itu, Newcastle Disease (ND) disebabkan oleh virus dari famili Paramyxoviridae, yang menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan saraf, dan tingkat kematian yang tinggi pada unggas.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 14 sampel ayam broiler dari peternakan di Sidoarjo yang mengalami tingkat kematian hingga 300 ekor per hari dari total populasi 5000 ekor. Ayam yang diambil sebagai sampel menunjukkan gejala kinky back (pembengkokan tulang punggung), kelumpuhan, diare, dan lesu.

Dari hasil nekropsi dan analisis histopatologi, ditemukan beberapa perubahan jaringan yang khas dari kedua penyakit tersebut. Perubahan yang paling menonjol adalah nekrosis multifokal pada hati, perivascular cuffing non-supuratif pada otak, serta osteomyelitis pada sumsum tulang. Sebanyak 7 dari 14 ayam yang diuji menunjukkan semua perubahan ini, mengindikasikan bahwa superinfeksi AE dan ND kemungkinan besar terjadi.

Pentingnya Pencegahan dan Langkah Pengendalian

Superinfeksi pada ayam broiler dapat memperburuk tingkat mortalitas dan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak. Oleh karena itu, perlu adanya langkah pencegahan yang ketat untuk menghindari penyebaran penyakit ini di peternakan unggas. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Vaksinasi yang Tepat – Pemberian vaksin untuk AE dan ND harus dilakukan sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan agar ayam memiliki kekebalan yang optimal.
  2. Biosekuriti yang Ketat – Peternakan harus menerapkan protokol biosekuriti yang ketat, termasuk desinfeksi kandang, pembatasan lalu lintas orang dan barang, serta pemantauan kesehatan ayam secara berkala.
  3. Peningkatan Manajemen Peternakan – Pemilihan pakan yang berkualitas, ventilasi kandang yang baik, serta manajemen stres pada ayam dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
  4. Pemeriksaan Laboratorium – Ketika terjadi peningkatan mortalitas secara tiba-tiba, penting untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium guna memastikan penyebabnya dan mengambil langkah penanggulangan yang tepat.

Studi ini menjadi peringatan bagi peternak ayam broiler untuk lebih waspada terhadap kemungkinan superinfeksi yang dapat menyebabkan lonjakan kematian secara cepat. Dengan menerapkan sistem pencegahan yang baik, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa depan, sehingga peternakan tetap produktif dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Superinfeksi pada ayam broiler menjadi ancaman serius bagi peternakan di Indonesia, terutama ketika melibatkan Avian Encephalomyelitis (AE) dan Newcastle Disease (ND) secara bersamaan. Penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya menemukan bahwa infeksi ganda ini dapat menyebabkan lonjakan kematian hingga 300 ekor per hari dari populasi 5000 ekor, yang berujung pada kerugian ekonomi yang besar bagi peternak.

Baca Juga: Fikes Umsida & STIKES Santa Elisabeth Bangun Kerjasama Pendidikan Kesehatan

Hasil studi menunjukkan adanya nekrosis multifokal pada hati, perivascular cuffing non-supuratif pada otak, serta osteomyelitis pada sumsum tulang, yang mengindikasikan dampak buruk dari superinfeksi. Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah utama dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain vaksinasi tepat waktu, penerapan biosekuriti yang ketat, peningkatan manajemen peternakan, dan pemeriksaan laboratorium berkala.

Dengan adanya penelitian ini, peternak diharapkan lebih waspada dan menerapkan sistem pengendalian penyakit yang lebih baik. Langkah-langkah preventif ini tidak hanya akan melindungi kesehatan unggas tetapi juga menjaga produktivitas peternakan agar tetap optimal dan berkontribusi bagi ketahanan pangan masyarakat.

 

Sumber : Histopatologi Dugaan Superinfeksi Virus Avian Encephalomyelitis dan
Newcastle Disease pada Broiler