d4tlm.umsida.ac.id- Di era digital dan persaingan global yang semakin ketat, perguruan tinggi harus mampu berinovasi dan meningkatkan kinerja akademiknya. Salah satu faktor penting yang berperan dalam peningkatan kualitas institusi pendidikan adalah knowledge sharing atau berbagi pengetahuan. Penelitian terbaru dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkap bahwa pembelajaran berbasis knowledge heterogeneity—keberagaman pengetahuan dari berbagai praktisi dan akademisi—memiliki dampak signifikan terhadap kinerja bisnis institusi pendidikan.
Melalui program Praktisi Mengajar, penelitian ini membuktikan bahwa kolaborasi antara akademisi dan praktisi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri, serta mempercepat pengembangan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Lantas, bagaimana cara penerapan knowledge sharing dalam perguruan tinggi dan apa manfaatnya? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Baca Juga: Inovasi Filtrasi Limbah Tahu Solusi Efektif dan Ramah Lingkungan di Desa Sepande Sidoarjo

1. Peran Knowledge Sharing dalam Meningkatkan Kinerja Perguruan Tinggi
Di lingkungan akademik, knowledge sharing atau berbagi pengetahuan bukan sekadar bertukar informasi, tetapi juga melibatkan proses pembelajaran aktif antar tenaga pendidik dan mahasiswa. Riset ini menyoroti bagaimana kolaborasi dengan praktisi industri dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran di perguruan tinggi.
Studi yang dilakukan di Umsida menyoroti bahwa keberagaman pengetahuan (knowledge heterogeneity) memiliki dampak positif terhadap:
- Peningkatan kualitas akademik → Mahasiswa lebih memahami teori dengan contoh kasus nyata dari industri.
- Kurikulum yang lebih relevan → Pengajaran berbasis pengalaman langsung dari praktisi membuat materi lebih up-to-date.
- Kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja → Mahasiswa lebih siap bersaing karena telah terbiasa dengan tantangan industri.
Penelitian ini mengungkap bahwa melalui strategi berbagi pengetahuan yang terstruktur, perguruan tinggi dapat mengalami peningkatan 87% dalam nilai pembelajaran yang dibagikan, yang berdampak pada kinerja institusi secara keseluruhan.
2. Manfaat Keberagaman Pengetahuan dalam Pembelajaran
Salah satu faktor utama dalam keberhasilan knowledge sharing adalah heterogenitas pengetahuan, yaitu keberagaman perspektif dari praktisi dan akademisi. Dalam konteks perguruan tinggi, keberagaman ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih dinamis dan inovatif.
Beberapa manfaat utama dari knowledge heterogeneity dalam pembelajaran adalah:
- Menumbuhkan pemikiran kritis dan inovatif → Mahasiswa terbiasa menganalisis suatu kasus dari berbagai sudut pandang.
- Meningkatkan kemampuan adaptasi → Mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berkembang.
- Membantu dosen memperbarui materi ajar → Pengalaman dari dunia industri dapat dijadikan referensi dalam pengajaran.
- Meningkatkan daya saing perguruan tinggi → Institusi pendidikan yang memiliki hubungan erat dengan dunia industri lebih diminati oleh calon mahasiswa dan stakeholder pendidikan.
Dalam penelitian ini, praktisi dari berbagai industri berpartisipasi dalam mengajar mahasiswa dengan pendekatan berbasis proyek (Project-Based Learning). Mahasiswa yang terlibat dalam model pembelajaran ini menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap materi hingga lebih dari 80% dibandingkan metode konvensional.
3. Strategi Knowledge Sharing yang Efektif untuk Perguruan Tinggi
Meskipun knowledge sharing memiliki banyak manfaat, penerapannya di perguruan tinggi harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Berdasarkan hasil riset, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk memaksimalkan efektivitas berbagi pengetahuan di lingkungan akademik, antara lain:
1. Menerapkan Program Praktisi Mengajar Melibatkan profesional dari berbagai industri dalam proses pembelajaran dapat memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa. Program ini juga memungkinkan dosen dan praktisi untuk berkolaborasi dalam mengembangkan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan industri.
2. Membangun Budaya Kolaboratif di Kampus
Penting bagi perguruan tinggi untuk menciptakan budaya di mana dosen, mahasiswa, dan praktisi dapat saling berbagi ilmu dan pengalaman. Ini bisa dilakukan melalui forum akademik, seminar industri, dan program mentorship.
3. Menggunakan Teknologi untuk Meningkatkan Knowledge Sharing
Pemanfaatan learning management system (LMS), forum diskusi online, dan webinar dapat membantu proses knowledge sharing lebih efisien dan menjangkau lebih banyak peserta.
4. Memastikan Keberagaman Pengetahuan dalam Setiap Mata Kuliah
Penelitian ini menekankan bahwa heterogenitas pengetahuan dapat memberikan nilai tambah dalam pembelajaran. Oleh karena itu, kampus harus membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa untuk belajar dari berbagai sumber, termasuk dari praktisi industri, alumni, dan peneliti lintas disiplin.
5. Melakukan Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan
Untuk memastikan program knowledge sharing berjalan efektif, institusi perlu melakukan evaluasi berkala terhadap metode yang diterapkan dan menyesuaikan strategi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan perkembangan industri.
Penelitian ini menegaskan bahwa knowledge sharing dan knowledge heterogeneity memiliki dampak besar dalam meningkatkan kinerja akademik dan kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja. Melalui program Praktisi Mengajar, perguruan tinggi dapat menghubungkan mahasiswa dengan dunia industri, sehingga materi yang dipelajari lebih relevan dan aplikatif.
Implementasi strategi knowledge sharing yang efektif juga dapat membantu institusi pendidikan tetap kompetitif di era digital. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis kolaborasi antara akademisi dan praktisi, perguruan tinggi tidak hanya meningkatkan kualitas akademik, tetapi juga menciptakan lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan industri.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja yang kompeten dan inovatif, perguruan tinggi perlu terus beradaptasi dengan perubahan zaman, dan salah satu langkah terbaik untuk mencapainya adalah dengan mengoptimalkan berbagi pengetahuan secara luas. Dengan begitu, masa depan pendidikan akan lebih maju dan berdaya saing tinggi.
Penulis: Novia