TLM.umsida.ac.id – Penelitian mengenai Diabetes Mellitus Tipe II (DMT2) semakin banyak dilakukan untuk memahami komplikasi yang muncul, terutama ulkus. Salah satu riset terbaru yang diterbitkan di Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya berfokus pada perbedaan jumlah sel darah merah (Red Blood Cell/RBC) dan hemoglobin (HGB) pada pasien DMT2 dengan ulkus dan tanpa ulkus. Riset ini mengungkapkan 8 keunggulan penting yang bisa menjadi acuan dalam diagnosis dan pengobatan DMT2, terutama yang mengalami komplikasi ulkus.
Baca juga: TLM Fikes Umsida Raih Peringkat 3 Nasional dalam UKOM di AIPTLMI Award 2024
Fokus pada Komplikasi Ulkus pada Pasien Diabetes
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan gambaran darah pada pasien DMT2 yang mengalami ulkus dengan yang tidak mengalami ulkus. Ulkus adalah salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien DMT2 akibat kelainan pembuluh darah perifer dan trauma. Keunggulan dari penelitian ini adalah memberikan fokus yang jelas terhadap hubungan antara komplikasi ulkus dengan parameter darah, khususnya RBC dan HGB.
Penggunaan Metode Deskriptif Analitik yang Tepat
Riset ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan sampel sebanyak 29 pasien DMT2, terdiri dari 10 pasien dengan ulkus dan 19 pasien tanpa ulkus. Metode ini memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap perbedaan karakteristik hematologi antara dua kelompok tersebut. Penggunaan metode ini memberikan hasil yang objektif dan akurat, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian serupa di masa mendatang.
Identifikasi Kelainan Hematologi pada Pasien dengan Ulkus
Salah satu temuan utama dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan signifikan pada jumlah RBC dan HGB antara pasien DMT2 dengan ulkus dan tanpa ulkus. Pada pasien DMT2 dengan ulkus, rata-rata RBC adalah 3,77 x 100/µL, sedangkan pada pasien tanpa ulkus, rata-rata RBC mencapai 4,56 x 100/µL. Perbedaan ini menunjukkan bahwa ulkus dapat mempengaruhi kondisi hematologi pada pasien DMT2, yang berdampak pada perawatan dan pengobatan yang diperlukan.
Anemia sebagai Faktor Penting dalam Perawatan Ulkus
Penelitian ini juga menemukan bahwa pasien DMT2 dengan ulkus lebih rentan mengalami anemia dibandingkan dengan pasien tanpa ulkus. Hal ini tercermin dari perbedaan signifikan dalam kadar hemoglobin (HGB), di mana pasien dengan ulkus memiliki HGB rata-rata 10,14 g/dL, sementara pasien tanpa ulkus memiliki HGB rata-rata 12,67 g/dL. Temuan ini sangat penting karena anemia dapat memperburuk kondisi pasien dan memperlambat proses penyembuhan ulkus.
Hubungan Ulkus dengan Risiko Amputasi
Salah satu keunggulan dari penelitian ini adalah mengungkap risiko amputasi yang lebih tinggi pada pasien DMT2 dengan ulkus. Sekitar 15% pasien DMT2 yang mengalami ulkus berisiko menjalani amputasi. Dengan memahami hubungan antara komplikasi ulkus dan kondisi hematologi, rumah sakit dan klinik dapat lebih cepat melakukan tindakan pencegahan amputasi, seperti meningkatkan pemantauan kadar HGB dan RBC pada pasien dengan risiko tinggi.
Metode Pengambilan Sampel Darah yang Rigor
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah secara makro pada pasien DMT2 di berbagai pusat layanan kesehatan di Sidoarjo. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan menggunakan hematology analyzer Sysmex Kx-21N, yang memberikan hasil yang presisi untuk parameter-parameter penting seperti RBC, HGB, hematokrit (HCT), dan jumlah trombosit (PLT). Dengan metode ini, hasil penelitian memiliki validitas yang tinggi dan dapat dipercaya.
Perbandingan Parameter Hematologi yang Komprehensif
Selain RBC dan HGB, penelitian ini juga membandingkan parameter lain seperti HCT, Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH), dan trombosit. Meskipun beberapa parameter seperti HCT dan MCV tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok, hasil ini tetap memberikan gambaran yang komprehensif tentang kondisi hematologi pasien DMT2 dengan ulkus dan tanpa ulkus.
Baca juga: Faradiva Fannysah, Mahasiswa Fikes Umsida, Raih Prestasi Nasional dan Lulus dengan Cepat
Rekomendasi untuk Pengobatan DMT2 dengan Ulkus
Temuan penelitian ini sangat relevan bagi dokter dan praktisi kesehatan dalam menangani pasien DMT2 dengan ulkus. Peneliti merekomendasikan identifikasi dini terhadap kadar HGB dan RBC untuk menentukan pengobatan yang tepat bagi pasien. Dengan pemantauan rutin terhadap kondisi darah pasien, komplikasi yang lebih serius seperti anemia dan amputasi dapat dicegah.
Penelitian mengenai perbedaan jumlah sel darah merah (RBC) dan hemoglobin (HGB) pada pasien DMT2 dengan ulkus dan tanpa ulkus ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia kesehatan. Melalui riset ini, dapat dipahami bahwa komplikasi ulkus tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik pasien, tetapi juga memengaruhi karakteristik hematologi mereka. Keunggulan-keunggulan yang diungkapkan dalam penelitian ini menjadi acuan penting dalam meningkatkan diagnosis dan pengobatan pasien DMT2, terutama yang mengalami ulkus.
Dengan metode penelitian yang rigor dan hasil yang signifikan, riset ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak studi lanjutan untuk menggali lebih dalam hubungan antara kondisi hematologi dan komplikasi ulkus pada pasien DMT2. Penemuan ini juga menggarisbawahi pentingnya pemantauan yang ketat terhadap kadar RBC dan HGB dalam mencegah komplikasi lebih lanjut pada pasien DMT2.
Sumber: Miftahul Mushlih Difference of Red Blood Cell Count (RBC) Levels in Diabetes Mellitus Type II with Ulcers and without Ulcers
Penulis: Ayunda H