Meningkatnya derajat tingkat kesehatan di Jepang menjadi PR tersendiri bagi Pemerintah Jepang untuk memenuhi tuntutan tersebut. Peningkatan fasilitas dan pelayanan di Rumah Sakit Jepang termasuk ketersediaan tenaga medis masih menjadi fokus Pemerintah Jepang saat ini. Ditambah tingginya biaya asuransi bagi lansia (orang lanjut usia) membuat semakin tingginya jumlah kebutuhan tenaga medis di Jepang. Tidak hanya di sektor kesehatan saja, masih ada beberapa sektor yang juga kekurangan pekerja. Untuk tenaga medis saja masih diperlukan sekitar 35.000 pekerja di Jepang.
Menanggapi hal ini Perusahan Mate-Care Co. Ltd di Jepang menggandeng Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk bisa menyalurkan alumni ilmu keperawatan bekerja di Jepang. Targetnya tidak hanya dengan UMM, juga dengan beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur untuk mau bekerja sama mengirimkan lulusan ilmu keperawatannya ke Jepang. Namun sampai saat ini baru UMM yang merespon dengan sigap tawaran kerjasama ini. Tenaga medis yang diperlukan awalnya hanya lulusan ilmu keperawatan saja. Seiring banyaknya tuntutan tenaga medis, Mate-Care Co. Ltd juga memberikan kesempatan emas ini untuk lulusan dari ilmu kebidanan. Tentunya sebelum keberangkatan bekerja di Jepang, tenaga medis ini mendapat pelatihan bahasa, skill keperawatan, dan tak lupa skill pengoperasian alat-alat medis canggih di Jepang.
Tim Program Mate-Care Japan, Mr Obuo Ohkura dengan antusias memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru tentang peluang kerja di Jepang bagi lulusan DIV Teknologi Laboratorium Medis pada Sabtu, 01 September 2018 kemarin. Meskipun belum ada peluang kerja bagi alumni DIV Teknologi Laboratorium Medis di Jepang, setidaknya mereka bisa terbuka pikirannya untuk bekerja di Luar Negeri. Untuk tahapan ke depannya Perusahaan Mate-Care Jepang akan terus mengembangkan peluang kerja di bidang lainnya. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat mewujudkan impian lulusan kesehatan untuk bekerja di Luar Negeri khususnya Jepang.
Pekerjaan yang ditawarkan bagi alumni perguruan tinggi kesehatan adalah dengan merawat lansia. Rumah sakit lansia tersebar di hampir seluruh wilayah Jepang. Ada yang di daerah pedesaan, perbatasan desa dan kota, dan ada juga yang pusat kota. Base Camp Mate-Care tempat Mr Ohkura bekerja berada di Kota Chiba, dekat Tokyo. Apartemen bagi perawat juga disediakan di sekitar area rumah sakit dan setiap perawat mendapat jatah makan pada setiap kali bertugas. Apartemen tersebut disediakan dengan harga yang terjangkau dan bisa ditempati 2 orang.
Setiap rumah sakit lansia juga difasilitasi dengan alat-alat medis modern dan menjamin keamanan dan keselamatan para ojii dan obaa san di tempat tersebut.Setiap Dinding di seluruh koridor maupun kamar rumah sakit lansa dilengkapi dengan handrail (pegangan tangan) dan pintu otomatis untuk membantu ojii dan obba san (kakek dan nenek dalam bahasa Jepang) berjalan dan keluar masuk ruangan. Setiap lantainya terbuat dari kayu dan dilengkapi karpet yang “empuk” agar meminimalisir terjadinya trauma jika ojii dan obba san terjatuh. Setiap kegiatan lansia terjadwal dan ada sesi minum teh setiap pukul 15.00 sore. Pada sesi itu ojii dan obba san juga bisa bersenang-senang menyanyi dan karaoke, menari, dan perawat dari Indonesia juga dapat mengajarkan lagu dan tarian dari Indonesia ujar Mr Ohkura. Semua kegiatan ini berfungsi agar ojii dan obba san merasa terhibur.
Dengan berbagai macam fasilitas dan peralatan canggih ini juga bermanfaat membantu dan memudahkan pekerjaan perawat di rumah sakit lansia. Mr Ohkura berharap banyak tenaga lulusan keperawatan dan kebidanan di Indonesia yang menyambut baik kerjasama ini dan segera mengikuti pelatihan untuk kerja di Jepang.(Iid)