Fikes.Umsida.ac.id– Dalam masyarakat yang semakin terpapar berbagai alternatif merokok, tembakau dan rokok elektrik telah menjadi pilihan utama bagi banyak orang, termasuk mahasiswa. Namun, perbedaan dampak kesehatan antara keduanya sering kali belum dipahami sepenuhnya.
Baca Juga: TLM Umsida Tawarkan Inovasi Penyembuhan Luka Diabetes dengan Pemanfaatan Limbah Cangkang Kupang
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengungkapkan bahwa meskipun kedua jenis rokok ini memiliki komponen adiktif yang serupa, kadar trigliserida profil lemak darah yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung tidak menunjukkan perbedaan signifikan di kalangan mahasiswa perokok tembakau dan elektrik.
Artikel ini akan membahas hasil riset tersebut, menyoroti perbedaan, serta memberikan wawasan mengenai dampak kesehatan jangka panjang dari kedua kebiasaan merokok tersebut.
Mengapa Kadar Trigliserida Penting dalam Kesehatan Jantung?

Trigliserida adalah jenis lemak yang ditemukan dalam darah dan memiliki peran penting dalam penyimpanan serta pengangkutan energi tubuh. Meski demikian, kadar trigliserida yang tinggi bisa berbahaya, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan gangguan metabolisme lainnya.
Riset yang dilakukan oleh Rizka Aisya Mukarromah dan tim di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengungkapkan bahwa baik perokok tembakau maupun perokok elektrik dapat mengalami peningkatan kadar trigliserida, yang mempengaruhi risiko kesehatan mereka.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengukur kadar trigliserida pada dua kelompok mahasiswa Ormawa (organisasi mahasiswa) di Umsida perokok tembakau dan perokok elektrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar trigliserida pada perokok tembakau rata-rata mencapai 103,87 mg/dl, sedangkan pada perokok elektrik sebesar 86,75 mg/dl.
Meski terdapat perbedaan, kedua kelompok tersebut masih berada dalam rentang normal (di bawah 150 mg/dl), namun tetap menunjukkan potensi peningkatan yang dapat membahayakan kesehatan jangka panjang.
“Perokok tembakau cenderung memiliki kadar trigliserida yang sedikit lebih tinggi, namun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik,” ujar Rizka Aisya Mukarromah, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun rokok elektrik dianggap lebih aman karena tidak menghasilkan asap tembakau, dampaknya terhadap kadar trigliserida tetap patut diperhatikan.
Apa yang Membedakan Perokok Tembakau dan Elektrik dalam Dampaknya terhadap Kadar Trigliserida?
Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun rokok elektrik dianggap memiliki lebih sedikit zat berbahaya dibandingkan rokok tembakau, kedua jenis rokok ini tetap memberikan dampak yang signifikan pada kadar trigliserida, yang pada gilirannya berpotensi mempengaruhi kesehatan jantung.
Rokok tembakau mengandung tar, karbon monoksida, dan berbagai bahan kimia berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan kadar trigliserida.
Namun, rokok elektrik, yang mengandalkan nikotin dalam bentuk aerosol, tidak mengandung beberapa bahan kimia berbahaya seperti tar dan karbon monoksida.
“Meskipun demikian, nikotin tetap menjadi komponen utama dalam rokok elektrik yang memengaruhi kadar trigliserida,” ujar Galuh Ratmana Hanum, salah satu anggota tim riset.
Rokok elektrik, meski lebih rendah kadar zat berbahaya lainnya, tetap memicu peningkatan kadar trigliserida dalam darah, meskipun dampaknya mungkin tidak sebesar pada perokok tembakau.
Hal ini disebabkan oleh sifat adiktif nikotin, yang bisa memengaruhi metabolisme lemak tubuh, bahkan jika konsumsi rokok elektrik lebih rendah dibandingkan rokok tembakau.
Implikasi Kesehatan Jangka Panjang dan Kesimpulan
Peningkatan kadar trigliserida yang disebabkan oleh merokok, baik tembakau maupun elektrik, dapat berkontribusi pada risiko penyakit jantung dan gangguan metabolisme lainnya.
Meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok perokok, tetap penting untuk memperhatikan dampak merokok terhadap kesehatan jangka panjang.
“Walaupun kadar trigliserida pada kedua kelompok masih dalam batas normal, merokok tetap meningkatkan risiko gangguan metabolisme dan penyakit jantung. Kami berharap penelitian ini memberikan wawasan lebih dalam tentang dampak kesehatan dari kebiasaan merokok, baik itu tembakau atau elektrik,” kata Jamilatur Rohmah, anggota tim peneliti.
Baca Juga: Fikes Umsida Gelar Globinar, Ungkap Diabetes Tipe 2 Penyebab dan Pencegahannya
Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun perokok tembakau cenderung memiliki kadar trigliserida yang sedikit lebih tinggi daripada perokok elektrik, tidak ada perbedaan signifikan yang dapat mempengaruhi pengelolaan kesehatan jangka panjang. Kedua jenis rokok tersebut tetap memiliki dampak terhadap kadar trigliserida, yang perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami risiko yang terkait dengan kebiasaan merokok, baik tembakau maupun elektrik, dan mempertimbangkan langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan jantung dan metabolisme tubuh.
Sumber: Galuh Ratmana Hanum
Penulis: Novia