D4.TLM.Umsida.ac.id -Temuan menarik dari riset mahasiswa D4 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) mengungkap potensi kombinasi ekstrak daun kelor dan daun tin sebagai larvasida alami yang efektif membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti.
Inovasi melalui penelitian ekstrak daun kelor dan daun tin yang telah dilakukan bisa menjadi solusi ramah lingkungan untuk mencegah demam berdarah.
Ekstrak Daun Kelor dan Daun Tin : Alternatif Ramah Lingkungan Pengganti Larvasida Kimia

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia, terutama di daerah tropis yang menjadi habitat utama nyamuk Aedes aegypti.
Sayangnya, larvasida sintetis yang biasa digunakan masyarakat seperti bubuk abate menimbulkan efek samping serius seperti resistensi serangga, pencemaran lingkungan, dan potensi gangguan sistem saraf manusia.
Berangkat dari kegelisahan itu, tim peneliti dari Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medis Fikes Umsida melakukan riset dengan pendekatan bioinsektisida. Mereka memanfaatkan dua jenis tanaman herbal lokal yang kaya manfaat: daun kelor (Moringa oleifera) dan daun tin (Ficus carica). Keduanya diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid, tanin, dan alkaloid zat yang terbukti bersifat toksik terhadap larva nyamuk.
Riset dilakukan menggunakan metode post test only control group design dengan lima variasi konsentrasi kombinasi kedua ekstrak, dan dibandingkan dengan kontrol positif (abate) dan negatif (air biasa). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak kelor-tin dapat membunuh hingga 95% larva nyamuk dalam 24 jam.
Proses Ekstraksi dan Pengujian Toksisitas yang Teliti
Proses penelitian dimulai dari pengumpulan dan pengolahan ekstrak daun kelor dan daun tin menjadi bentuk simplisia (serbuk kering).
Simplisia kemudian dimaserasi menggunakan etanol 96% selama 24 jam dan diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak tersebut lalu diencerkan dengan aquades untuk menghasilkan berbagai konsentrasi campuran: 100% kelor:0% tin, 75%:25%, 50%:50%, 25%:75%, dan 0%:100%.
Pengujian dilakukan terhadap larva instar III nyamuk Aedes aegypti yang dimasukkan ke dalam larutan tersebut selama 24 jam. Persentase kematian larva diamati dan dicatat setiap jam. Hasilnya mengejutkan—pada konsentrasi 75% kelor dan 25% tin, tercatat tingkat kematian larva tertinggi sebesar 95%. Bahkan pada konsentrasi 50%:50% dan 25%:75%, kematian larva masih tergolong tinggi, yakni 92% dan 91%.
Secara statistik, tidak ditemukan perbedaan signifikan antar kombinasi, namun dari segi efektivitas praktis, kombinasi 75%:25% menjadi formulasi terbaik. Ini menunjukkan bahwa sinergi antara kandungan aktif dari ekstrak daun kelor dan daun tin menciptakan efek toksik yang tinggi terhadap larva nyamuk tanpa bahan kimia sintetis.
Senyawa Aktif Daun Herbal Lokal sebagai Solusi Preventif
Kandungan senyawa aktif seperti saponin, flavonoid, dan tanin berperan penting dalam mematikan larva Aedes aegypti. Saponin diketahui bertindak sebagai racun pencernaan, flavonoid bekerja sebagai racun pernapasan, sementara tanin mampu mengganggu sistem saraf larva. Ketiga zat ini jika dikombinasikan menciptakan efek sinergis yang mempercepat kematian larva.
Larva yang mati umumnya terlihat pucat dan tidak bereaksi saat disentuh. Waktu kematian tercepat dicapai pada jam ke-10 pengamatan. Efek ini menjadikan larvasida dari kelor dan tin masuk kategori pestisida nabati efektif—yaitu larvasida yang mampu membunuh lebih dari 80% larva dalam waktu tertentu.
Penelitian ekstrak daun kelor dan daun tin sekaligus membuktikan bahwa pemanfaatan tanaman lokal tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang pengembangan produk kesehatan berbasis herbal di masa depan. Potensi ini sangat relevan untuk dikembangkan oleh institusi pendidikan kesehatan seperti Fikes Umsida sebagai bagian dari riset aplikatif.
Baca Juga :Pengenalan Teknologi NAATs Mendorong Peningkatan Kompetensi Siswa SMK Kesehatan
Kombinasi ekstrak daun kelor dan daun tin terbukti efektif membunuh larva nyamuk Aedes aegypti hingga 95% dalam waktu 24 jam. Formulasi terbaik ditemukan pada perbandingan 75% kelor dan 25% tin, yang memberikan efek larvasida paling tinggi. Inovasi ini berpotensi menjadi alternatif larvasida nabati yang aman, efektif, dan ramah lingkungan untuk menanggulangi penyakit demam berdarah.
Sumber : Syahrul Ardiansyah
Penulis : Novia