Daun Pisang

Riset Fikes Umsida Ungkap Daun Pisang Efektif Membunuh Larva Nyamuk Aedes Aegypti

D4tlm.umsida.ac.id – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), salah satu dosen D4 Teknik Laboratorium Medis (D4TLM) Syahrul Ardiansyah S Si M Si  berhasil temukan potensi larvasida alami, yang terbuat dari ekstrak daun pisang sebagai solusi ramah lingkungan dalam pengendalian demam berdarah.

Baca Juga : Waspadai Dampak Musim Pancaroba terhadap Kesehatan Kulit Berdasarkan Kajian Ilmiah Fikes Umsida

Indonesia selama puluhan tahun bergulat dengan ancaman demam berdarah dengue (DBD), penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan vektor utama nyamuk Aedes aegypti.

Dalam upaya mengendalikan vektor tersebut, penggunaan larvasida kimia masih menjadi pilihan utama masyarakat. Namun, penggunaan jangka panjang bahan kimia ini menimbulkan risiko serius, mulai dari pencemaran air hingga resistensi pada nyamuk.

Melihat situasi tersebut, dua peneliti dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), Wihdatul Karima dan Syahrul Ardiansyah, menggagas alternatif inovatif berbasis alam yakni larvasida alami dari daun pisang (Musa paradisiaca L.).

Daun pisang
Sumber : AI

Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Medicra Vol. 4 No. 1 tahun 2021 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pisang mampu memberikan efek toksik signifikan terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Ini merupakan terobosan penting dalam upaya menciptakan sistem pengendalian vektor yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Larvasida Alami Daun Pisang, Solusi Hijau untuk Masalah Klasik

Riset ini dilandasi kekhawatiran terhadap efek negatif larvasida sintetis terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Larvasida kimia, seperti Abate, meskipun efektif, diketahui meninggalkan residu berbahaya di air dan tanah serta berpotensi menyebabkan resistensi genetik pada nyamuk. Dalam konteks ini, insektisida nabati seperti daun pisang menjadi pilihan yang menjanjikan.

Daun pisang yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari wilayah Candi, Sidoarjo. Ekstraknya mengandung berbagai senyawa aktif seperti tanin, alkaloid, terpenoid, saponin, dan flavonoid. Senyawa ini dikenal memiliki efek toksik terhadap serangga dan dapat mengganggu sistem pernapasan dan metabolisme larva nyamuk.

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental post test only control group design. Sebanyak 120 larva nyamuk Aedes aegypti instar III dibagi dalam enam kelompok perlakuan, termasuk satu kelompok kontrol (air biasa) dan lima kelompok dengan konsentrasi ekstrak daun pisang yang berbeda, mulai dari 1000 ppm hingga 5000 ppm. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kematian larva meningkat seiring dengan naiknya konsentrasi ekstrak, dengan konsentrasi 5000 ppm menghasilkan tingkat kematian tertinggi sebesar 58%.

Efektivitas, Potensi Aplikasi, dan Relevansi Branding Inovasi Kesehatan

Nilai LC50 (konsentrasi letal untuk membunuh 50% populasi larva) dari ekstrak daun pisang berada pada 4638 ppm. Ini mengindikasikan bahwa bahan ini cukup efektif meskipun belum seampuh bagian lain dari tanaman pisang seperti bonggol atau gagang bunga yang dilaporkan efektif pada konsentrasi lebih rendah. Meski begitu, ekstrak daun pisang tetap menunjukkan potensi tinggi, terutama karena ketersediaannya yang melimpah dan proses ekstraksi yang relatif sederhana.

Lebih lanjut, senyawa aktif flavonoid dalam daun pisang diketahui bekerja dengan melumpuhkan sistem saraf larva dan menyebabkan gangguan pernapasan hingga kematian. Saponin memengaruhi sistem pencernaan, sedangkan alkaloid mengganggu sel dan sistem saraf larva. Ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pisang bekerja secara multifungsi dalam menimbulkan kematian larva, menjadikannya alternatif larvasida alami yang layak dikembangkan.

Dari sisi branding institusional, hasil riset ini memperkuat posisi Fikes Umsida sebagai pionir dalam riset aplikatif berbasis lingkungan dan kesehatan masyarakat. Inovasi ini tidak hanya menjawab permasalahan endemis DBD, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan yang saat ini menjadi fokus global.

Dengan pendekatan ilmiah dan berbasis potensi lokal, FIKES Umsida memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui solusi yang aman, terjangkau, dan ramah lingkungan. Ekstrak daun pisang bisa menjadi ujung tombak baru dalam program pengendalian nyamuk berbasis komunitas, khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia.

Baca Juga : Angkat Tema Analisis Gas Darah dalam Kuliah Tamu, Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa D4TLM Umsida

Hasil penelitian dosen Fikes Umsida menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pisang (Musa paradisiaca L.) efektif sebagai larvasida alami terhadap larva Aedes aegypti. Dengan nilai LC50 pada 4638 ppm dan efikasi tertinggi pada 5000 ppm, inovasi ini layak dipertimbangkan sebagai alternatif pengendalian nyamuk demam berdarah berbasis lingkungan. Selain mendukung keberlanjutan, pendekatan ini juga memperkuat peran institusi pendidikan tinggi dalam memberikan solusi nyata untuk masalah kesehatan masyarakat.

Sumber : Syahrul Ardiansyah

Penulis : Novia