d4tlm.umsida.ac.id – Infeksi Saluran Kemih (ISK) menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami kelompok lansia.
Penurunan fungsi imun, perubahan hormonal, serta kondisi urogenital yang melemah membuat kelompok usia ini jauh lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen Andika Aliviameita S ST M Si, Chylen Setiyo Rini S Si M Si dan Jamilatur Rohmah S Si M Si dari Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo(Umsida)
Bersama mahasiswa TLM Vidayatul Aziza, menunjukkan bahwa tiga bakteri utama mendominasi infeksi.
Dengan perkiraan usia 45–70 tahun: Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, dan Pseudomonas aeruginosa.
Temuan ini sekaligus mempertegas bahwa pengenalan jenis bakteri pada pasien lansia sangat penting untuk memastikan terapi antibiotik yang tepat dan efektif.
Cek Selengkapnya: Gejala Toksisitas Akibat Ekstrak Bunga Turi Putih, Apa yang Terjadi pada Tikus Setelah Diberi Dosis Tinggi
Escherichia coli Mendominasi Infeksi pada Pasien Lansia

Dalam penelitian tersebut, Escherichia coli ditemukan pada 67% sampel urine pasien.
Bakteri Gram negatif berbentuk batang ini memang dikenal sebagai penyebab ISK terbanyak.
Kemampuannya menempel pada dinding saluran kemih dan berkembang cepat pada suhu tubuh manusia menjadikannya patogen yang sangat agresif.
Kondisi lansia, terutama perempuan pascamenopause dengan kadar estrogen yang menurun, semakin mempermudah bakteri ini masuk dan berkembang biak.
Selain E. coli, bakteri Enterobacter aerogenes muncul pada 17% sampel.
Patogen oportunistik ini lebih sering menyerang pasien dengan daya tahan tubuh rendah, kondisi yang umum terjadi pada kelompok lansia.
Resistensinya terhadap beberapa jenis antibiotik menambah tingkat risiko infeksi yang lebih serius.
Baca Juga: Mahasiswa Kebidanan Umsida Praktik Deteksi Dini Perkembangan Balita di TK ABA 1 Candi
Ancaman Infeksi Nosokomial oleh Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa, yang juga ditemukan pada 17% sampel, dikenal sebagai bakteri yang sangat adaptif dan sering menjadi penyebab infeksi nosokomial.
Kemampuannya membentuk biofilm membuat bakteri ini sulit diberantas dan berpotensi menyebabkan infeksi berulang.
Terutama pada pasien lansia yang menggunakan kateter urin atau menjalani rawat inap.
Penelitian ini memberikan gambaran penting mengenai profil bakteri penyebab ISK pada kelompok usia lanjut.
Cek Juga: Olah Limbah Cangkang Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Raih Juara 2 PKP2 PTMA 2025
Karakteristik bakteri yang beragam menuntut pendekatan penanganan yang lebih teliti dan cepat.
Selain memastikan pemeriksaan urin dilakukan tanpa penundaan, tenaga kesehatan perlu mempertimbangkan kondisi fisik lansia dan risiko infeksi nosokomial yang dapat memperburuk kesehatan mereka.
Temuan ini menjadi dasar penting bagi peningkatan kualitas layanan diagnostik dan pencegahan ISK pada kelompok rentan.
Sumber: Riset Andika Aliviameita S ST M Si & Tim
Penulis: Elfira Armilia











