Fikes.umsida.ac.id – Kombinasi herbal alami kini menjadi sorotan baru dalam dunia kesehatan. Penelitian dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menemukan bahwa ekstrak ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) mampu memperbaiki profil darah pada kondisi hiperlipidemia.
Baca Juga: Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
*“Pemberian kombinasi ketumbar dan jahe merah terbukti meningkatkan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit secara signifikan,”* ungkap tim peneliti.
Potensi Herbal Lokal sebagai Solusi Modern

Indonesia dikenal kaya dengan tanaman herbal, salah satunya ketumbar dan jahe merah. Kedua tanaman ini bukan hanya bumbu dapur, tetapi juga mengandung senyawa bioaktif penting.
Ketumbar mengandung linalool, flavonoid, hingga saponin yang memiliki efek antioksidan dan hipolipidemik. Sementara itu, jahe merah kaya akan gingerol, shogaol, dan polifenol yang efektif menangkal radikal bebas.
Hasil riset menunjukkan bahwa kombinasi kedua ekstrak ini memiliki efek sinergis yang lebih kuat dibandingkan jika digunakan secara terpisah.
“Ekstrak jahe merah saja hanya memberikan perbaikan terbatas, namun saat dikombinasikan dengan ketumbar, hasilnya lebih konsisten dalam meningkatkan profil darah,” jelas peneliti.
Hal ini membuka peluang baru bagi pemanfaatan herbal lokal sebagai alternatif terapi konservatif dalam menangani hiperlipidemia, penyakit yang menjadi salah satu penyebab utama gangguan kardiovaskular di Indonesia.
Hasil Penelitian: Bukti Ilmiah yang Menjanjikan

Penelitian ini menggunakan model tikus putih jantan dengan diet tinggi lemak untuk menginduksi hiperlipidemia. Setelah perlakuan dengan ekstrak ketumbar, jahe merah, dan kombinasinya, hasilnya menunjukkan peningkatan nyata pada parameter hematologi:
Jumlah eritrosit meningkat signifikan pada kelompok kombinasi (7,40 juta/µL), lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Kadar hemoglobin mencapai 14,4 g/dL, masuk dalam rentang normal.
Nilai hematokrit juga meningkat hingga 38,9%, satu-satunya kelompok yang mencapai nilai normal.
Peneliti menegaskan, “Sinergi senyawa bioaktif dari ketumbar dan jahe merah memperkuat aktivitas antioksidan, melindungi sel darah merah dari kerusakan oksidatif, sekaligus mendukung proses pembentukan eritrosit,”*.
Temuan ini menegaskan bahwa pendekatan berbasis herbal bisa menjadi jalan tengah antara pengobatan modern dan terapi alami yang lebih aman, terutama untuk pasien dengan risiko efek samping obat kimia.
Implikasi Kesehatan dan Harapan ke Depan
Manfaat kombinasi ketumbar dan jahe merah tidak hanya berhenti pada data laboratorium. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan alternatif baru dalam mendukung kesehatan masyarakat.
Dengan tren kembali ke alam (back to nature), terapi herbal semakin diminati karena dianggap lebih ramah tubuh dan minim efek samping.
Lebih jauh, penelitian ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3, yaitu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan terapi herbal yang lebih luas, sekaligus menguatkan posisi Fikes Umsida dalam kontribusi nyata bagi inovasi kesehatan,” tegas peneliti.
Ke depan, riset lanjutan diperlukan untuk menguji efektivitas kombinasi ini pada parameter hematologi lain serta aplikasinya pada manusia. Dengan demikian, potensi herbal lokal bisa lebih terintegrasi dalam praktik kesehatan modern.
Baca Juga: Meningkatkan Kualitas Air dan Edukasi Kesehatan untuk Masyarakat Sehat dan Berkualitas
Riset Fikes Umsida membuktikan bahwa kombinasi ketumbar dan jahe merah adalah terobosan herbal efektif dalam memperbaiki profil darah pada kondisi hiperlipidemia.
Peningkatan jumlah eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit menjadi bukti nyata bahwa herbal lokal bisa bersaing dengan terapi medis modern.
Dengan pendekatan ilmiah yang kuat, penelitian ini bukan hanya mengangkat potensi kekayaan alam Indonesia, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam branding Fikes Umsida sebagai pusat inovasi kesehatan.
Seperti ditegaskan peneliti, “Ketumbar dan jahe merah bukan sekadar rempah, tetapi solusi alami yang menjanjikan bagi kesehatan masa depan.”
Sumber: Puspitasari
Penulis: Novia