Fikes.Umsida.ac.id– Mahasiswa, terutama yang aktif dalam organisasi kampus, sering kali terpapar dengan kebiasaan merokok. Meskipun rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan tembakau, penelitian terbaru dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan bahwa keduanya dapat berdampak signifikan pada kadar trigliserida—sebuah indikator penting dalam kesehatan jantung.
Baca Juga: Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
Artikel ini akan mengulas bagaimana kebiasaan merokok, baik tembakau maupun elektrik, mempengaruhi kesehatan mahasiswa, dengan fokus pada kadar trigliserida yang dapat berisiko memicu penyakit kardiovaskular.
Pengaruh Tembakau dan Rokok Elektrik terhadap Kadar Trigliserida

Trigliserida adalah jenis lemak yang ditemukan dalam darah dan berfungsi untuk menyimpan energi yang digunakan tubuh. Kadar trigliserida yang tinggi dapat menjadi indikasi risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, baik perokok tembakau maupun perokok elektrik menunjukkan kadar trigliserida yang masih berada dalam kategori normal, namun tetap ada peningkatan yang patut diperhatikan.
Riset ini melibatkan 32 mahasiswa yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu perokok tembakau dan perokok elektrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok tembakau memiliki kadar trigliserida rata-rata 103,8 mg/dl, sedangkan perokok elektrik memiliki kadar trigliserida sedikit lebih rendah, yaitu 86,75 mg/dl. Meskipun kedua kelompok ini masih berada dalam rentang normal (di bawah 150 mg/dl), peningkatan kadar trigliserida ini menunjukkan dampak yang cukup signifikan bagi kesehatan jantung mahasiswa.
Menurut Rizka Aisya Mukarromah, peneliti utama, “Meskipun perbedaan kadar trigliserida antara perokok tembakau dan elektrik tidak terlalu besar, keduanya tetap dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika tidak diwaspadai.”
Kaitan Nikotin dengan Kadar Trigliserida dalam Darah

Nikotin, komponen utama dalam rokok baik tembakau maupun elektrik, merupakan zat adiktif yang dapat meningkatkan produksi trigliserida dalam tubuh. Pada perokok tembakau, nikotin menyebabkan peningkatan sekresi adrenalin pada korteks adrenal yang memicu perubahan metabolisme lemak, termasuk trigliserida.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun rokok elektrik tidak menghasilkan zat berbahaya seperti tar dan karbon monoksida yang ada dalam tembakau, nikotin dalam rokok elektrik tetap memiliki dampak yang sama terhadap kadar trigliserida.
Galuh Ratmana Hanum, salah satu peneliti, menjelaskan, “Meskipun rokok elektrik tidak mengandung beberapa bahan kimia berbahaya dari tembakau, nikotin tetap memengaruhi metabolisme lemak dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan peningkatan kadar trigliserida.”
Berdasarkan hasil penelitian, meskipun kadar trigliserida pada perokok elektrik lebih rendah dibandingkan dengan perokok tembakau, keduanya tetap menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini membuktikan bahwa meskipun rokok elektrik sering dianggap lebih aman, nikotin tetap memberikan dampak yang tidak bisa diabaikan pada kesehatan tubuh.
Kesimpulan dan Implikasi Kesehatan Jangka Panjang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik perokok tembakau maupun perokok elektrik memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan dengan standar normal yang disarankan.
Meskipun tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok tersebut, keduanya tetap menunjukkan peningkatan yang berpotensi membahayakan kesehatan jantung.
“Penelitian ini memberikan gambaran bahwa merokok, baik dengan tembakau maupun elektrik, tetap berdampak pada kesehatan, terutama pada kadar trigliserida. Meskipun tidak ada perbedaan signifikan, namun potensi risiko jangka panjang seperti penyakit jantung tetap harus diperhatikan,” ujar Jamilatur Rohmah, peneliti lainnya.
Baca Juga: Fikes Umsida Gelar Globinar, Ungkap Diabetes Tipe 2 Penyebab dan Pencegahannya
Merokok, baik tembakau maupun elektrik, berisiko meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penyakit jantung dan gangguan metabolisme lainnya.
Meskipun rokok elektrik dianggap lebih aman, penelitian ini menunjukkan bahwa nikotin yang terkandung di dalamnya tetap memberikan dampak pada kesehatan.
Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menyadari bahaya dari kebiasaan merokok dan mempertimbangkan gaya hidup yang lebih sehat guna mencegah masalah kesehatan jangka panjang.
Sumber: Galuh Ratmana Hanum
Penulis: Novia