D4tlm.Umsida.ac.id – Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) adalah salah satu primata endemik Indonesia yang memiliki status konservasi rentan. Salah satu metode paling akurat dalam mengidentifikasi spesies ini adalah dengan menggunakan urutan gen Cytochrome-b (Cyt-b), sebuah teknik yang kini menjadi alat penting dalam dunia biologi molekuler untuk mengungkap hubungan evolusi antar spesies.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh salah satu Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), dilakukan identifikasi terhadap dua individu Lutung Jawa yang sedang menjalani rehabilitasi di Javan Langur Center (JLC) di Coban Talun, Batu, menggunakan teknologi PCR dan analisis filogenetik berbasis Cytochrome-b. Temuan ini memberikan wawasan baru dalam upaya konservasi spesies yang hampir punah ini.
Pengenalan Lutung Jawa dan Pentingnya Identifikasi Genetik

Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) adalah primata yang hanya ditemukan di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa. Lutung ini memiliki ciri khas berupa bulu hitam keperakan yang indah dan wajah lebar yang membedakannya dari primata lainnya.
Sayangnya, keberadaan Lutung Jawa semakin terancam akibat kerusakan habitat, perburuan, serta perdagangan ilegal hewan peliharaan. Oleh karena itu, statusnya di IUCN Red List adalah “rentan.”
Upaya untuk menjaga kelangsungan hidup spesies ini terus dilakukan oleh berbagai pihak, salah satunya melalui rehabilitasi di Javan Langur Center (JLC). Namun, agar pelepasan kembali ke alam liar berhasil, sangat penting untuk memiliki data yang akurat mengenai asal usul dan identitas genetik Lutung Jawa tersebut. Di sinilah peran analisis genetik menjadi krusial.
Penelitian ini menggunakan urutan gen Cytochrome-b (Cyt-b) sebagai alat identifikasi. Cyt-b adalah gen mitokondria yang terbukti efektif untuk membedakan antar spesies, bahkan hingga tingkat subspesies.
Gen ini memiliki kemampuan untuk mengungkap hubungan evolusi di antara berbagai kelompok primata, termasuk Lutung Jawa, dengan cara yang lebih akurat dibandingkan dengan pengamatan morfologi atau perilaku semata.
Metode Penelitian dan Hasil Temuan
Penelitian ini melibatkan dua individu Lutung Jawa, yaitu Andin dan Bobby, yang keduanya merupakan hasil rehabilitasi di JLC. Sampel darah dari kedua individu ini diambil dan dianalisis menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mengamplifikasi gen Cytochrome-b. Amplifikasi ini bertujuan untuk menghasilkan salinan genetik yang cukup untuk dianalisis lebih lanjut.
Setelah amplifikasi, sekuens gen Cyt-b dari Andin dan Bobby dianalisis menggunakan perangkat lunak seperti BLAST dan MEGA 5. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua individu ini memiliki kesamaan genetik yang sangat tinggi dengan spesies T. a. auratus. Andin dan Bobby termasuk dalam subspesies T. a. auratus berdasarkan pohon filogenetik yang dibangun menggunakan metode Maximum Likelihood (ML) dan model jarak Kimura-2 parameter.
“Berdasarkan hasil analisis, kami menemukan bahwa Andin dan Bobby berada dalam klad yang sama dengan T. a. auratus,” kata Miftahul Mushlih, salah satu peneliti dalam studi ini. “Hasil ini sangat penting karena memberikan data genetik yang valid untuk mendukung upaya konservasi dan pelepasan kembali Lutung Jawa ke habitat alaminya.”
Selain itu, perbedaan jarak genetik antar individu menunjukkan bahwa keduanya termasuk dalam satu spesies yang sama dengan perbedaan yang sangat kecil, yaitu hanya 0,5%. “Jika jarak genetik antar individu kurang dari 2%, maka mereka dapat dikategorikan dalam satu spesies atau subspesies yang sama,” jelas Abdul Gofur, peneliti lainnya.
Implikasi dan Kesimpulan untuk Konservasi Lutung Jawa
Hasil penelitian ini tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang identitas genetik Lutung Jawa, tetapi juga membuka peluang besar dalam konservasi spesies ini. Dengan menggunakan teknologi genetik, seperti analisis Cytochrome-b, upaya rehabilitasi Lutung Jawa bisa dilakukan dengan lebih tepat.
Data genetik yang akurat memungkinkan pihak berwenang untuk mengetahui asal-usul dan hubungan evolusi Lutung Jawa yang direhabilitasi, yang sangat penting sebelum mereka dilepaskan kembali ke alam liar.
Rehabilitasi dan pelepasan kembali Lutung Jawa ke habitat alami mereka adalah langkah vital dalam upaya konservasi. Namun, hal ini harus didukung dengan data yang jelas dan sah mengenai identitas genetik masing-masing individu.
Dengan demikian, metode identifikasi genetik menggunakan Cytochrome-b bukan hanya meningkatkan pemahaman ilmiah, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam pelestarian spesies yang terancam punah.
Dalam kesimpulannya, studi ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi genetik, khususnya analisis Cytochrome-b, adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi dan melestarikan Lutung Jawa. Dengan semakin terbukanya akses terhadap data genetik yang lebih akurat, diharapkan upaya konservasi dan rehabilitasi Lutung Jawa dapat lebih terarah dan efektif, serta mendukung kelangsungan hidup spesies ini di masa depan.
Baca Juga: Kulit Buah Naga Putih Solusi Alami Perbaiki Sel Darah Merah dan Cegah Anemia
Identifikasi Lutung Jawa melalui analisis gen Cytochrome-b memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia konservasi. Temuan bahwa Andin dan Bobby adalah bagian dari subspesies T. a. auratus semakin memperkuat pentingnya data genetik dalam program rehabilitasi hewan langka.
Penelitian ini membuka jalan bagi metode identifikasi yang lebih efektif dan mendalam, yang dapat diterapkan dalam konservasi spesies lain yang terancam punah. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita bisa memastikan masa depan Lutung Jawa dan berbagai spesies langka lainnya.
Sumber : Mitahul Mushlih
Penulis : Novia