d4tlm.umsida.ac.id – Penggunaan tanaman herbal sebagai alternatif pengobatan semakin populer di kalangan masyarakat. Salah satu tanaman potensial yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional adalah lempuyang gajah (Zingiber zerumbet).
Namun, sebelum dapat digunakan secara luas, perlu ada uji ilmiah terkait keamanannya. Dosen dan peneliti dari Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ( Fikes Umsida) melakukan uji toksisitas akut untuk mengevaluasi efek ekstrak etanol lempuyang gajah terhadap fungsi hati mencit menggunakan parameter SGOT dan SGPT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman ini aman dikonsumsi dalam dosis tertentu, memberikan harapan besar dalam pengembangan obat herbal modern.
Potensi Herbal dan Pentingnya Uji Keamanan
Lempuyang gajah telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai tonikum, antikejang, penambah nafsu makan, dan obat luar. Rimpangnya mengandung berbagai senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid, steroid, fenolik, dan tanin. Namun, belum banyak penelitian toksikologi yang memastikan keamanannya saat dikonsumsi dalam dosis tinggi atau jangka panjang.
Tim peneliti dari Fikes Umsida melakukan uji toksisitas akut, yaitu pengujian efek racun dalam 24 jam hingga 14 hari setelah pemberian satu dosis ekstrak dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan mengetahui:
-
Gejala klinis pada mencit,
-
Perubahan makroskopis pada hati,
-
Kadar enzim SGOT dan SGPT yang menjadi indikator fungsi hati.
Dengan menggunakan 30 ekor mencit jantan, peneliti membagi hewan uji ke dalam lima kelompok, masing-masing diberi dosis 4000, 5000, dan 6000 mg/kg BB, dan kelompok kontrol tanpa ekstrak.
Proses Penelitian dan Hasil Uji SGOT-SGPT
Tahapan Penelitian:

-
Pembuatan Simplisia: Rimpang lempuyang dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk.
-
Ekstraksi Maserasi: Menggunakan etanol 70%, dihasilkan ekstrak pekat berwarna kecokelatan.
-
Uji Fitokimia: Menunjukkan kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, fenolik, triterpenoid, dll.
-
Pemberian Ekstrak: Mencit diberi ekstrak peroral, diamati selama 14 hari.
-
Pengamatan Gejala Klinis dan Kematian: Hanya satu mencit mati di dosis tertinggi (6000 mg/kg BB), tanpa tanda kerusakan hati.
-
Uji Makroskopis Hati: Tidak ditemukan perubahan warna, berat, atau volume abnormal.
-
Pengukuran SGOT dan SGPT: Hasil tetap dalam kisaran normal dan tidak berbeda signifikan antar kelompok.
Hasil Kadar SGOT dan SGPT (U/L):
-
SGOT rata-rata: 36–42 U/L
-
SGPT rata-rata: 34–42 U/L
-
Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik (p > 0.05)
“Kadar SGOT dan SGPT mencit setelah pemberian ekstrak tetap dalam batas normal, menandakan tidak ada kerusakan hati yang berarti,” terang tim peneliti.
Gejala klinis ringan seperti lemas dan kejang sempat muncul di dosis tinggi, namun tidak mengindikasikan kerusakan organ dalam.
Implikasi dan Manfaat Lempuyang Gajah bagi Dunia Kesehatan
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak lempuyang gajah aman dikonsumsi dalam dosis hingga 6000 mg/kg BB, setidaknya pada hewan model mencit. Hal ini membuka peluang besar bagi pengembangan fitofarmaka dan jamu modern yang berbasis bukti ilmiah.
Manfaat Penelitian:
-
Memberikan dasar ilmiah penggunaan lempuyang sebagai bahan obat tradisional.
-
Menjadi rujukan dalam pengembangan produk herbal aman konsumsi.
-
Mendorong lebih banyak penelitian lanjutan pada manusia dan dosis jangka panjang.
Selain itu, penelitian ini juga mencerminkan komitmen FIKES Umsida dalam pengembangan riset laboratorium yang aplikatif dan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbasis sains dan teknologi. Melalui kolaborasi laboratorium dan pendekatan interdisipliner, mahasiswa dan dosen Prodi D4 TLM dibekali kemampuan untuk mengintegrasikan metode ilmiah dalam riset toksikologi dan farmakologi herbal.
Baca Juga: Mau Jadi Ahli Laboratorium Medis? D4TLM Umsida Jawabannya!
Penelitian Fikes Umsida berhasil membuktikan bahwa ekstrak lempuyang gajah tidak menunjukkan efek toksik pada fungsi hati mencit berdasarkan indikator SGOT dan SGPT. Ini adalah langkah awal penting dalam validasi tanaman obat tradisional sebagai terapi pendamping modern.
Dengan terus dikembangkan, lempuyang gajah bisa menjadi bagian dari solusi kesehatan alami, aman, dan terjangkau di masa depan. Fikes Umsida hadir sebagai pionir riset herbal modern yang tidak hanya aman dikonsumsi, tetapi juga berbasis bukti ilmiah kuat.