sumber pexels alpinia

Potensi Alpinia Galanga sebagai Agen Antibakteri terhadap Bacillus subtilis dan Escherichia coli

TLM.umsida.ac.id – Alpinia galanga, atau dikenal dengan nama kencur, telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional karena kandungan bioaktifnya yang beragam. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada IOP Conference Series: Materials Science and Engineering oleh C. S. Rini dan tim, kencur menunjukkan potensi antibakteri yang signifikan terhadap dua jenis bakteri, yaitu Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Penelitian ini menggali lebih dalam tentang kemampuan ekstrak kencur dalam menghambat pertumbuhan bakteri tersebut, menjadikannya bahan yang menjanjikan dalam dunia farmasi dan kesehatan.

Baca juga: 8 Tips dan Trik Penelitian Efektif: Studi Aktivitas Antibakteri Alpinia Galangal

Latar Belakang Penelitian Alpinia Galaga

Penggunaan tanaman herbal sebagai agen antimikroba semakin menarik perhatian ilmuwan di seluruh dunia. Salah satu alasan utamanya adalah meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik konvensional. Dalam konteks ini, tanaman seperti Alpinia galanga, yang mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, dan tanin, menjadi subjek penelitian yang relevan.

Penelitian ini berfokus pada dua bakteri, yaitu Bacillus subtilis—bakteri gram positif yang sering ditemukan dalam tanah dan dapat menyebabkan keracunan makanan, serta Escherichia coli—bakteri gram negatif yang dikenal sebagai penyebab utama infeksi saluran pencernaan. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengevaluasi efektivitas antibakteri dari ekstrak Alpinia Galaga terhadap kedua bakteri tersebut.

Peneliti menggunakan metode ekstraksi ethanol untuk memperoleh senyawa aktif dari rimpang kencur. Setelah ekstrak diperoleh, dilakukan pengujian terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Uji aktivitas antibakteri ini menggunakan metode difusi agar, di mana zona hambatan pertumbuhan bakteri diukur untuk menentukan efektivitas ekstrak.

Konsentrasi ekstrak yang digunakan bervariasi mulai dari rendah hingga tinggi, guna mengamati respons bakteri terhadap paparan senyawa aktif dalam kencur. Sebagai pembanding, antibiotik standar digunakan untuk mengukur seberapa efektif kencur dibandingkan dengan pengobatan yang sudah ada.

Hasil Penelitian dan Implikasi Potensi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kencur memiliki kemampuan antibakteri yang signifikan terhadap kedua bakteri. Pada Bacillus subtilis, ekstrak kencur menciptakan zona hambatan yang lebih besar dibandingkan pada Escherichia coli. Hal ini mengindikasikan bahwa bakteri gram positif lebih sensitif terhadap senyawa aktif dalam kencur dibandingkan bakteri gram negatif.

Beberapa senyawa dalam kencur, seperti fenol dan flavonoid, diyakini memiliki peran kunci dalam aktivitas antibakteri ini. Senyawa-senyawa ini mampu merusak membran sel bakteri, mengganggu metabolisme, dan akhirnya menyebabkan kematian bakteri. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa efektivitas ekstrak kencur meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak.

Hasil penelitian ini membuka peluang besar bagi pemanfaatan kencur dalam pengembangan obat-obatan alami, terutama sebagai alternatif untuk melawan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya bahan alami dalam farmasi, kencur memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan aktif dalam produk-produk antibakteri.

Selain itu, penelitian ini juga mendukung upaya pelestarian tanaman tradisional Indonesia sebagai sumber daya alam yang bernilai tinggi. Dengan eksplorasi lebih lanjut, Alpinia galanga dapat menjadi salah satu komoditas unggulan dalam industri kesehatan global.

Tantangan Pada Masa Depan

Meskipun hasil penelitian ini sangat menjanjikan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah memastikan kestabilan dan keamanan senyawa aktif dalam formulasi obat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif utama yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri serta mekanisme kerjanya secara mendalam.

Peneliti juga merekomendasikan uji praklinis dan klinis untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan ekstrak kencur pada manusia. Kolaborasi antara peneliti, industri farmasi, dan pemerintah menjadi penting untuk merealisasikan potensi ini.

Penelitian ini menegaskan bahwa Alpinia galanga memiliki kemampuan antibakteri yang signifikan terhadap Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Dengan senyawa aktif yang melimpah dan hasil uji yang positif, kencur berpotensi menjadi solusi alami dalam menghadapi tantangan resistensi antibiotik. Di tengah krisis kesehatan global, eksplorasi lebih lanjut terhadap tanaman tradisional seperti kencur tidak hanya relevan, tetapi juga mendesak.

Sumber: Jamilatur Rohmah The antibacterial activity test galanga (Alpinia galangal) on the growth of becteria Bacillus subtilis and Escherichia coli

Penulis: Ayunda H