TLM.umsida.ac.id – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan temu kunci (Boesenbergia rotunda) secara efektif dapat mengurangi kandungan formalin pada ikan tuna. Penemuan ini menjadi solusi penting untuk menangani masalah penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan, yang masih marak ditemukan pada berbagai jenis pangan, termasuk ikan.
Ikan tuna, salah satu komoditas laut andalan Indonesia, memang sering kali diawetkan dengan formalin agar tetap segar ketika dijual. Namun, formalin merupakan bahan kimia berbahaya yang dilarang penggunaannya dalam makanan. Penggunaan formalin yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan, bahkan berisiko memicu kanker jika dikonsumsi secara terus-menerus. Oleh karena itu, solusi non-kimia yang aman dan efektif sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Manfaat Temu Kunci sebagai Pengurang Formalin
Dalam riset yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Surabaya, temu kunci ditemukan memiliki senyawa saponin, yang berfungsi untuk mereduksi kadar formalin dalam ikan tuna. Penelitian ini menggunakan ikan tuna yang telah direndam dalam larutan formalin 1% selama 60 menit. Setelah proses tersebut, ikan tuna direndam lagi dalam larutan temu kunci dengan berbagai konsentrasi.
Berbagai konsentrasi larutan temu kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%, 20%, 30%, 40%, hingga 50%. Setiap potongan ikan tuna direndam dalam larutan temu kunci selama 1 hari, 3 hari, dan 5 hari. Pengujian dilakukan secara berulang untuk setiap konsentrasi, dengan hasil yang menunjukkan bahwa konsentrasi 50% selama 5 hari memberikan hasil yang paling efektif, menurunkan kadar formalin hingga mencapai 0,04 mg.
Mengapa Temu Kunci Efektif?
Temu kunci mengandung berbagai senyawa aktif, termasuk saponin, yang memiliki kemampuan untuk mengikat dan mengurangi formalin pada bahan pangan. Mekanisme kerjanya cukup sederhana; saponin berfungsi sebagai surfaktan, yang berarti ia dapat menurunkan tegangan permukaan antara zat formalin dengan protein dalam daging ikan tuna. Dengan demikian, formalin yang terikat dengan protein ikan dapat dilepaskan dan terlarut bersama air dalam bentuk misel.
Penurunan formalin juga terjadi ketika ikan tuna direndam selama 3 hari, meski tidak secepat hasil yang didapatkan pada rendaman selama 5 hari. Penelitian menunjukkan bahwa penyerapan larutan temu kunci oleh jaringan ikan memerlukan waktu lebih lama agar efek saponin dalam mengikat formalin menjadi optimal.
Langkah-Langkah untuk Mengurangi Formalin pada Ikan Tuna di Rumah
Berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa Anda coba di rumah berdasarkan hasil penelitian tentang temu kunci untuk mengurangi kadar formalin pada ikan tuna:
- Persiapkan Bahan:
– Siapkan temu kunci segar sebanyak 100 hingga 500 gram, tergantung konsentrasi yang diinginkan.
– Cuci bersih temu kunci dan iris tipis. - Membuat Larutan:
– Untuk membuat larutan dengan konsentrasi 10%, blender 100 gram temu kunci dengan 500 ml air bersih. Saring untuk mendapatkan ekstrak yang jernih.
– Untuk konsentrasi yang lebih tinggi (20%, 30%, hingga 50%), tambahkan jumlah temu kunci yang diblender sesuai kebutuhan, yaitu 200 gram hingga 500 gram, dan ulangi proses yang sama. - Rendam Ikan Tuna:
– Potong ikan tuna menjadi ukuran kecil (sekitar 4 cm x 4 cm x 2 cm).
– Rendam potongan ikan dalam larutan temu kunci selama minimal 1 hari, atau jika memungkinkan hingga 5 hari untuk hasil yang lebih baik. - Proses Evaluasi:
– Setelah perendaman, ikan dapat diproses lebih lanjut untuk dikonsumsi atau disimpan. Berdasarkan penelitian, semakin lama ikan direndam, semakin besar penurunan kandungan formalin yang terjadi.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa membantu mengurangi kandungan formalin pada ikan tuna yang akan dikonsumsi, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi keluarga.
Hasil Riset Tentang Efektivitas Perendaman Temu Kunci
Penelitian ini menunjukkan bahwa ikan tuna yang telah direndam dengan larutan formalin dan kemudian direndam kembali dengan larutan temu kunci mengalami penurunan kadar formalin yang signifikan. Pada perendaman selama 5 hari dengan konsentrasi 50%, kadar formalin turun dari 8,13 mg/l menjadi 0,04 mg/l.
Metode ini bisa menjadi solusi sederhana dan efektif bagi masyarakat dalam mengatasi kontaminasi formalin pada ikan atau produk pangan lainnya. Selain itu, dengan menggunakan bahan alami seperti temu kunci, risiko penggunaan bahan kimia berbahaya dapat diminimalisir.
Penggunaan temu kunci sebagai bahan alami untuk mengurangi kandungan formalin pada ikan tuna terbukti efektif berdasarkan penelitian ilmiah. Dengan konsentrasi 50% dan waktu perendaman 5 hari, kadar formalin pada ikan tuna bisa berkurang secara signifikan. Bagi para konsumen yang khawatir akan keamanan pangan, metode ini bisa diterapkan sebagai alternatif untuk mengurangi bahaya formalin dalam makanan.
Temuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan produsen akan pentingnya mencari solusi alami untuk menjaga keamanan pangan tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.
Sumber: Galuh Ratmana Hanum Efektivitas Temu Kunci (Boesenbergia rotunda) Terhadap Penurunan Kadar Formalin Pada Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Penulis: Ayunda H