TLM.umsida.ac.id – Dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum berakhir, upaya menemukan solusi efektif terus dilakukan. Salah satu terobosan terbaru berasal dari riset yang menguji kemampuan senyawa bioaktif dalam kunyit (Curcuma longa L.) untuk menghambat penempelan protein virus SARS-CoV-2 pada reseptor manusia. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dan berfokus pada varian Delta dan Omicron, dua varian yang dikenal memiliki tingkat transmisi tinggi.
Metode In Silico: Langkah Awal yang Menjanjikan
Riset ini menggunakan metode in silico untuk mempelajari interaksi antara senyawa aktif dalam kunyit dan virus SARS-CoV-2, khususnya pada domain pengikatan reseptor (RBD) protein Spike dan reseptor ACE2 pada sel manusia. Pendekatan in silico ini melibatkan simulasi komputer yang menganalisis bagaimana senyawa aktif dalam kunyit dapat menghambat virus agar tidak menempel pada sel manusia.
Senyawa bioaktif dari kunyit diambil dari bank molekuler dan dianalisis menggunakan perangkat lunak Swiss ADME/T untuk menilai kelayakannya sebagai obat berdasarkan beberapa parameter, seperti kelarutan, ukuran molekul, dan fleksibilitas. Setelah senyawa dipilih, proses docking dilakukan menggunakan Hex 8.0 untuk mengukur energi ik atan antara senyawa aktif dan protein virus.
Temuan Utama: Kunyit Menghambat Penempelan Virus pada Reseptor ACE2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam kunyit mampu mengganggu penempelan protein Spike pada reseptor ACE2 di berbagai varian SARS-CoV-2. Uji docking tanpa senyawa bioaktif menunjukkan bahwa varian Omicron memiliki energi ikatan terendah, yaitu -1282,4 kcal/mol, dibandingkan dengan Delta (-1237,7 kcal/mol) dan varian Wuhan (-1224,8 kcal/mol). Hal ini mengindikasikan bahwa varian Omicron memiliki kemampuan transmisi yang lebih tinggi.
Namun, ketika senyawa bioaktif kunyit diperkenalkan, terjadi penghambatan yang signifikan pada proses penempelan virus. Beberapa senyawa yang paling efektif dalam menghambat varian Omicron dan Delta antara lain 2-undekanon, 8-cedren-13-ol, bisacumol, dan alpha-bisabolol. Senyawa-senyawa ini menunjukkan energi ikatan yang rendah, yang artinya mereka dapat dengan kuat menempel pada protein Spike dan mencegah virus menempel pada reseptor ACE2.
Perbedaan Penghambatan pada Varian Delta dan Omicron
Studi ini juga menemukan perbedaan dalam mekanisme penghambatan antara varian Delta dan Omicron. Pada varian Delta, beberapa senyawa seperti (E)-nuciferol dan bisacumol menempel pada situs aktif RBD-ACE2, sedangkan pada varian Omicron, senyawa seperti terpin-1-en-4-ol dan cubenol berperan lebih besar dalam menghambat penempelan virus.
Hasil penelitian ini menyoroti bahwa senyawa bioaktif kunyit lebih efektif dalam menghambat varian Omicron dibandingkan Delta. Hal ini penting mengingat Omicron telah menjadi varian dominan yang menyebar dengan cepat di berbagai negara.
Keunggulan Kunyit sebagai Obat Herbal Anti-COVID-19
Kunyit telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional karena sifatnya yang antimikroba, antiinflamasi, dan antioksidan. Riset ini menambahkan bukti ilmiah bahwa kunyit juga memiliki potensi sebagai obat herbal yang efektif melawan COVID-19. Senyawa-senyawa seperti alpha-bisabolol dan (E)-nuciferol tidak hanya menghambat penempelan virus, tetapi juga menunjukkan potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian _in vitro_ dan in vivo.
Keunggulan kunyit dibandingkan obat-obatan kimia adalah sifatnya yang alami, mudah didapatkan, dan aman digunakan. Dengan biaya yang relatif rendah, kunyit dapat menjadi alternatif pengobatan yang terjangkau bagi masyarakat, terutama di negara berkembang.
Potensi untuk Penelitian Lanjutan
Walaupun hasil penelitian in silico ini sangat menjanjikan, para peneliti menekankan pentingnya melanjutkan penelitian ke tahap in vitro dan in vivo untuk menguji efektivitas senyawa bioaktif kunyit dalam kondisi laboratorium dan klinis. Studi ini membuka jalan untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai penggunaan kunyit sebagai bagian dari terapi COVID-19, khususnya untuk varian-varian baru yang terus muncul.
Kunyit, Senjata Alami Melawan COVID-19
Penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam kunyit memiliki potensi besar untuk menghambat penempelan virus SARS-CoV-2 pada sel manusia, terutama pada varian Delta dan Omicron. Dengan sifat-sifat anti-virus yang kuat, kunyit bisa menjadi solusi alami dalam perang melawan pandemi ini.
Sebagai obat herbal yang sudah dikenal luas, kunyit menawarkan alternatif yang murah, aman, dan efektif. Namun, untuk memastikan penggunaannya dalam pengobatan COVID-19, diperlukan penelitian lebih lanjut. Tetap saja, temuan ini memberikan harapan baru bagi pengembangan obat alami yang dapat membantu melawan penyebaran virus corona.
Sumber: Andika Aliviameita Perbedaan kemampuan senyawa bioaktif kunyit (Curcuma longa L.) dalam menghambat penempelan RBD-ACE2 pada varianSars Cov 2 delta dan omikron menggunakan metode in silico
Penulis: Ayunda H