TLM.umsida.ac.id – Teh rosella dikenal tidak hanya karena manfaat kesehatannya, seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan tekanan darah, tetapi juga sebagai salah satu produk yang memiliki potensi ekonomi tinggi. Di SMPN 2 Porong, teh rosella dimanfaatkan sebagai bagian dari pembelajaran kewirausahaan Islami. Penelitian yang dilakukan oleh Eni Fariyatul Fahyuni dan tim dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkapkan bahwa teh rosella dapat menjadi media pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan Islami kepada siswa.
Baca juga: Kenangan Berharga dan Harapan Afifah Batis untuk Fikes Umsida
8 langkah praktis untuk memanfaatkan teh rosella dalam pembelajaran sekaligus meningkatkan keterampilan kewirausahaan siswa.
1. Sosialisasi dan Perizinan
Langkah pertama adalah melakukan sosialisasi kepada siswa dan mendapatkan izin dari pihak sekolah. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi teh rosella, baik dari segi manfaat kesehatan maupun peluang ekonomi. Pada tahap ini, siswa diajarkan tentang pentingnya komunikasi, transparansi, dan perencanaan dalam dunia usaha. Dengan keterlibatan siswa sejak awal, mereka juga diajarkan pentingnya menyelaraskan tujuan usaha dengan nilai-nilai Islami, seperti amanah dan tanggung jawab.
2. Persiapan Lahan untuk Penanaman
Langkah berikutnya adalah mempersiapkan lahan untuk menanam rosella. Tanah harus digemburkan untuk memastikan nutrisi yang cukup bagi tanaman, dan sistem pengairan yang baik perlu dirancang agar tanaman dapat tumbuh optimal. Proses ini mengajarkan siswa tentang pentingnya perencanaan dalam memulai usaha. Selain itu, persiapan lahan mengajarkan tanggung jawab terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari nilai kewirausahaan Islami.
3. Penanaman dan Perawatan Rosella
Bibit rosella ditanam dengan jarak tertentu untuk memastikan pertumbuhan yang sehat. Sebelum ditanam, bibit direndam selama 12ā24 jam untuk meningkatkan daya tumbuhnya. Perawatan rutin, seperti penyiraman, pemupukan, dan penyiangan, dilakukan untuk memastikan tanaman bebas dari gulma dan penyakit. Melalui proses ini, siswa belajar tentang kerja keras, kedisiplinan, dan ketelitian dalam merawat aset usaha mereka, nilai yang sangat penting dalam kewirausahaan Islami.
4. Pemanenan yang Tepat
Rosella dapat dipanen setelah 2,5ā3 bulan masa tanam. Pemanenan dilakukan secara manual dengan hati-hati untuk menjaga kualitas bunga. Proses ini mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga kualitas produk. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk selalu bersyukur atas hasil yang diperoleh, sebagai wujud syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan.
5. Pengeringan untuk Mengurangi Kadar Air
Setelah dipanen, bunga rosella harus dikeringkan untuk mengurangi kadar air dari sekitar 85% menjadi 14%. Pengeringan dapat dilakukan secara alami di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering khusus. Proses ini membantu memperpanjang umur simpan bunga rosella dan meningkatkan nilai jualnya. Siswa belajar tentang pentingnya proses pengolahan yang baik untuk menambah nilai produk dan memaksimalkan potensi keuntungan.
6. Pembuatan Teh Rosella
Proses pembuatan teh rosella melibatkan beberapa langkah sederhana namun penting:
- Rebus 600 ml air hingga mendidih.
- Tambahkan bunga rosella kering atau segar, kayu manis, dan cengkih untuk aroma yang khas.
- Setelah air berubah warna menjadi merah tua, tambahkan gula batu atau gula aren sesuai selera.
- Teh rosella siap disajikan, baik dalam kondisi hangat maupun dingin.
Langkah ini melatih siswa untuk memahami proses produksi, yang merupakan salah satu elemen penting dalam kewirausahaan. Selain itu, siswa diajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan kualitas dalam setiap tahap produksi.
7. Pengemasan Produk
Kemasan teh rosella dirancang sederhana tetapi menarik. Siswa diajak untuk berkreasi dalam desain kemasan, seperti menggunakan plastik berukuran 100 gram atau botol minuman instan. Proses pengemasan ini mengajarkan siswa tentang estetika, branding, dan strategi pemasaran. Dengan kemasan yang menarik, produk menjadi lebih mudah dijual dan diminati oleh konsumen.
8. Strategi Pemasaran
Produk teh rosella dipasarkan di lingkungan sekolah, seperti di kantin sehat, dan kepada guru serta siswa. Dengan harga sekitar Rp15.000 per 100 gram, teh rosella memberikan peluang keuntungan yang signifikan. Omzet dari penjualan dapat mencapai Rp3 juta per bulan. Keuntungan tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan sekolah, seperti study tour dan pelatihan kepemimpinan. Strategi pemasaran ini mengajarkan siswa tentang pentingnya pengelolaan keuangan dan berbagi manfaat kepada komunitas.
Manfaat Pembelajaran Kewirausahaan Islami
Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar keterampilan teknis tetapi juga menanamkan nilai-nilai kewirausahaan Islami, seperti kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab. Proses ini membantu siswa memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara usaha duniawi dan tanggung jawab spiritual.
Pemanfaatan teh rosella di SMPN 2 Porong merupakan inovasi dalam pembelajaran kewirausahaan Islami. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, siswa tidak hanya belajar tentang proses produksi tetapi juga mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang dilandasi nilai-nilai Islami. Model pembelajaran ini dapat diterapkan di sekolah lain untuk meningkatkan potensi siswa dan memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal.
Sumber: Jamilatur Rohmah Inovasi Pembelajaran Kewirausahaan Islami melalui Pemanfaatan Teh Rosella pada Kantin Sehat SMP
Penulis: Ayunda H