TLM.umsida.ac.id – Kesehatan makanan menjadi isu penting yang perlu diperhatikan, terutama bagi anak-anak di lingkungan sekolah. Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) telah melaksanakan pelatihan unik di SDN Keboharan, Krian, Sidoarjo, untuk mendeteksi bahan kimia berbahaya dalam makanan. Berikut delapan keunggulan dari metode deteksi bahan kimia berbahaya yang dirancang sederhana, namun efektif.
Baca juga: 8 Keunggulan Kefir Susu Kambing Berdasarkan Waktu Inkubasi dan Jenis Inokulum
Pendeteksian Bahan Kimia Pewarna Sintetis dengan Sabun
Pewarna sintetis seperti Rhodamin B dan methanil yellow sering digunakan dalam tahu kuning karena harganya murah dan warna yang mencolok. Untuk mendeteksi, tahu kuning dipotong dan direndam dalam larutan sabun. Tahu dengan pewarna alami tetap kuning, sedangkan yang menggunakan pewarna sintetis berubah menjadi cokelat gelap kemerahan. Metode ini memberikan cara praktis untuk mengidentifikasi makanan berbahaya tanpa alat mahal.
Identifikasi Pemanis Sintetis dengan Teknik Karamelisasi
Pemanis sintetis, yang sering ditemukan dalam minuman anak-anak, dapat terdeteksi melalui teknik sederhana. Minuman tersebut dipanaskan hingga airnya menguap. Jika mengandung pemanis alami, akan terbentuk karamel gula. Sebaliknya, pemanis sintetis tidak meninggalkan residu karamel. Teknik ini memungkinkan orang tua dan guru untuk dengan mudah mengidentifikasi minuman yang aman untuk dikonsumsi anak.
Penggunaan Tusuk Gigi Kunyit untuk Formalin
Tusuk gigi kunyit menjadi alat deteksi inovatif untuk formalin. Tusuk gigi direndam dalam parutan kunyit, kemudian digunakan untuk menusuk makanan seperti bakso dan mie basah. Jika bahan makanan mengandung formalin, tusuk gigi akan berubah warna menjadi orange atau merah bata. Alat sederhana ini efektif untuk mendeteksi pengawet berbahaya.
Deteksi Boraks dalam Makanan
Selain formalin, boraks juga sering digunakan dalam makanan sebagai pengenyal. Dengan metode tusuk gigi kunyit yang sama, boraks dapat terdeteksi secara cepat. Perubahan warna tusuk gigi menjadi indikasi keberadaan boraks. Keunggulan metode ini adalah penggunaannya yang ramah lingkungan dan tidak membutuhkan bahan kimia tambahan.
Pendeteksian Rhodamin B dengan Kulit
Rhodamin B adalah pewarna tekstil yang berbahaya jika digunakan dalam makanan. Untuk mendeteksi, makanan dioleskan ke kulit. Jika warnanya tidak menghilang, makanan tersebut mengandung Rhodamin B. Metode ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan alat khusus, menjadikannya solusi praktis bagi guru dan orang tua.
Edukasi Praktis untuk Guru dan Orang Tua
Pelatihan ini tidak hanya memfokuskan pada teknik deteksi, tetapi juga memberikan edukasi tentang bahaya bahan kimia berbahaya. Guru-guru diajarkan tentang penyakit yang dapat ditimbulkan oleh formalin, boraks, dan pewarna sintetis. Pengetahuan ini membantu meningkatkan kewaspadaan dalam memilih jajanan yang aman bagi anak-anak.
Pelatihan dengan Alat dan Bahan Sederhana
Keunggulan lain dari program ini adalah penggunaan alat-alat sederhana yang mudah ditemukan, seperti kunyit, sabun, dan tusuk gigi. Hal ini memudahkan siapa saja untuk mempraktikkan metode ini tanpa memerlukan peralatan laboratorium. Guru dan orang tua dapat langsung mengaplikasikan teknik ini di rumah atau di sekolah.
Peningkatan Kesadaran dan Keterampilan Masyarakat
Pelatihan ini secara langsung meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilih makanan sehat. Guru-guru yang telah mengikuti pelatihan diharapkan dapat menjadi agen perubahan di lingkungan sekolah dan masyarakat, menyebarkan informasi tentang bahaya bahan kimia berbahaya dan cara mendeteksinya.
Pentingnya Program Ini di Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah sering kali menjadi tempat utama bagi anak-anak untuk mengakses jajanan. Sayangnya, banyak makanan yang dijual di sekitar sekolah mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin dan boraks. Program ini menjadi langkah nyata untuk meningkatkan keamanan pangan di lingkungan sekolah. Dengan metode deteksi yang mudah, guru dan orang tua dapat memastikan anak-anak mereka mengonsumsi makanan yang sehat.
Pelatihan yang dilakukan oleh tim PPM UMSIDA membuktikan bahwa dengan pengetahuan dan keterampilan sederhana, masyarakat dapat melindungi diri mereka dari bahan kimia berbahaya. Delapan keunggulan dari metode ini tidak hanya membantu mendeteksi bahan kimia, tetapi juga mendorong gaya hidup sehat di kalangan anak-anak sekolah. Program ini menjadi langkah awal yang penting dalam menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari ancaman bahan kimia berbahaya.
Sumber: Jamilatur Rohmah PPM Cara Mudah dan Sederhana Deteksi Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan di SDN Keboharan Krian Sidoarjo
Penulis: Ayunda H