D4tlm.umsida.ac.id – Dalam upaya menghadirkan produk kesehatan berbasis herbal yang aman dan efektif, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), Galuh Ratna Hanum mengembangkan sabun antibakteri berbahan dasar daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr).
Baca Juga : Riset Fikes Umsida Ungkap Daun Pisang Efektif Membunuh Larva Nyamuk Aedes Aegypti
Tanaman ini dikenal memiliki banyak manfaat tradisional, dan kini dibuktikan secara ilmiah mampu memberikan efek proteksi kulit, terutama terhadap infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Berikut 5 keunggunlan sabun dari ekstrak Mangkokan yang telah terbukti ilmiah oleh Fikes Umsida
1. Sabun Ekstrak Mangkokan Mengandung Senyawa Aktif Antibakteri Alami
Sabun ekstrak mangkokan mengandung flavonoid, saponin, dan polifenol merupakan tiga senyawa fitokimia yang terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas antibakteri. Flavonoid bekerja menghambat enzim bakteri dan merusak membran sel, sedangkan saponin berperan sebagai surfaktan alami yang dapat menghancurkan lapisan lipid bakteri.
“Senyawa ini bekerja efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus—bakteri penyebab jerawat, impetigo, dan infeksi kulit lainnya,” jelas Galuh Ratmana Hanum, peneliti dari Fikes Umsida.
Dengan kandungan bioaktif yang berasal dari bahan alami, sabun ini cocok sebagai alternatif sabun antibakteri tanpa bahan kimia sintetis berisiko.
2. Memiliki pH Ideal Sesuai Standar Sabun Mandi
Salah satu keunggulan sabun adalah tingkat pH-nya yang stabil dan sesuai dengan standar keamanan kulit. Dalam penelitian, sabun ekstrak mangkokan menunjukkan pH antara 10,7 hingga 11,03—masih dalam batas ideal untuk sabun keras berbasis NaOH menurut BSN (Badan Standardisasi Nasional).
Tingkat pH ini berfungsi menjaga kebersihan kulit secara efektif sekaligus membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen tanpa mengiritasi kulit.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak berpengaruh signifikan terhadap nilai pH sabun (p = 0,003), sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan formulasi produk.
3. Kadar Air yang Rendah dan Sesuai Standar SNI
Sabun herbal buatan dosen Fikes Umsida ini memiliki kadar air sangat rendah, yakni berkisar 0,42% hingga 0,46%, jauh di bawah ambang batas maksimum SNI (15%). Semua nilai ini masih berada dalam rentang pH sabun mandi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu 8–11.
Apa dampaknya?
-
Sabun tidak mudah menyusut atau larut
-
Lebih tahan lama disimpan dan digunakan
-
Tidak cepat lembek saat terpapar air “Rendahnya kadar air menjadikan sabun ini memiliki daya simpan yang tinggi serta stabilitas fisik yang baik,” kata Galuh.
Ini menjadikan sabun mangkokan sebagai pilihan ideal untuk penggunaan harian dengan kualitas premium.
4. Efektif Menghambat Pertumbuhan Bakteri Kulit
Dalam uji laboratorium terhadap Staphylococcus aureus, sabun ekstrak mangkokan menunjukkan zona hambat sebesar 0,593–0,656 cm, yang berarti mampu menghambat pertumbuhan bakteri walau tanpa penambahan bahan antibiotik sintetis.
Daya hambat meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak, membuktikan bahwa daun mangkokan memiliki potensi sebagai bahan aktif antibakteri topikal alami.
Meskipun hasil statistik menyatakan tidak signifikan (p > 0,05), nilai praktis ini tetap relevan karena mampu menurunkan risiko infeksi ringan secara preventif—terutama bagi pengguna dengan kulit sensitif.
5. Ramah Lingkungan dan Mendukung Tren Produk Herbal Lokal
Sabun ini dikembangkan dengan bahan daun mangkokan segar yang diekstrak menggunakan etanol 70%, tanpa tambahan zat kimia keras. Pembuatan sabun juga menggunakan minyak kelapa dan alkohol 96% sebagai pelarut alami, menjadikannya produk yang:
-
Ramah lingkungan
-
Bebas dari mikroplastik
-
Mendukung pemanfaatan tanaman lokal Indonesia
Pengembangan sabun ini sejalan dengan tren global produk kosmetik hijau dan sustainable skincare. “Sabun ini adalah hasil sinergi riset ilmiah dan kearifan lokal. Kami ingin mengangkat potensi tanaman tropis Indonesia dalam produk kesehatan yang aman dan bermanfaat,” ujar Galuh.
Sabun ekstrak daun mangkokan hasil riset dosen Fikes Umsida menawarkan lima keunggulan utama: mengandung antibakteri alami, memiliki pH stabil, kadar air rendah, efektif menghambat bakteri kulit, serta mendukung gaya hidup hijau. Inovasi ini merupakan bukti nyata bahwa pengembangan produk kesehatan berbasis herbal lokal dapat menjawab tantangan kesehatan modern dengan cara yang aman dan berkelanjutan.
Baca Juga : Pelatihan SPGDT Tingkatkan Kesiapsiagaan Mahasiswa FIKES Umsida Hadapi Gawat Darurat
Dengan riset berbasis data laboratorium dan pendekatan ilmiah, Fikes Umsida menunjukkan komitmennya dalam pengembangan produk berbasis herbal yang memiliki daya saing tinggi di dunia kesehatan. Sabun mangkokan bukan hanya produk kosmetik, tapi juga bagian dari solusi preventif terhadap infeksi kulit berbasis tanaman obat lokal.
Sumber : Galuh Ratna Hanum
Penulis : Novia